Jumat, 13 Agustus 2010

Bulutangkis Sebagai Olah Raga, Rekreasi dan Sosialisasi

Bulutangkis adalah cabang olah raga yang sangat popular di Indonesia. Kita dapat melihat begitu banyak lapangan bulutangkis terbuka di sekitar pemukiman. Malam hari saat cuaca cerah, untuk menghalau penat dan tegang setelah bekerja seharian penuh, warga berkumpul di sekitar lapangan bulutangkis. Di lapangan terbuka yang sederhana dan diterangi lampu neon seadanya, warga sekitar kampung bersimbah peluh bermain bulutangkis dengan gembira.

Para veteran pasti masih ingat dengan lampu patromak yang digantung dan lapangan yang dibatasi dengan bilah bambu. Mereka yang menunggu giliran bermain kumpul di pinggir lapangan, berbincang tentang segala masalah sambil diselingi humor-humor segar. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia, bulutangkis adalah sarana untuk mempertahankan kebugaran, rekreasi dan sosialisasi yang murah dan meriah.

Olah raga bulutangkis di Indonesia semakin berkembang dengan bertambahnya jumlah gedung olah raga (GOR) bulutangkis. Mereka yang ingin melakukan olah raga bulutangkis secara teratur, tanpa diganggu oleh hujan dan angin, sangat dibantu oleh keberadaan GOR tersebut. Dari sore hingga tengah malam, jadwal pemakaian lapangan setiap GOR tampak sangat padat. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam melakukan olah raga bulutangkis

Seiring dengan perkembangan tersebut, berbagai klub pembinaan olah raga bulutangkis tumbuh di berbagai pelosok. Kesadaran masyarakat luas tentang manfaat bulutangkis sebagai olah raga mendapatkan bentuknya dalam klub pembinaan usia dini. Juga, keinginan dan dukungan para orangtua untuk memberi anak-anak kegiatan yang menyehatkan dan menyenangkan menjadi lahan subur untuk tumbuhnya klub-klub pembinaan. Sekarang, dapat dilihat begitu banyak anak-anak usia sekolah dengan semangat yang luar biasa terlibat aktif dalam berbagai klub pembinaan bulutangkis.

Bulutangkis Prestasi

Banyak orang menikmati aspek sosial dan rekreasional dari permainan bulutangkis untuk “menjaga kebugaran”. Sebagian pemain pasti ada yang merasakan bahwa kemenangan dalam permainan bulutangkis memberikan kepuasan luar biasa dan menambah kesenangan dalam olah raga ini. Penikmat permainan bulutangkis menyadari bahwa kemungkinan menang akan semakin bertambah bila permainan tersebut dilakukan dalam keadaan bugar. Disinilah muncul pertentangan: apakah seseorang bermain untuk menjaga kebugaran atau menjaga kebugaran untuk meraih kemenangan dalam permainan? Pilihan jawaban yang manapun, untuk kebanyakan orang, dalam tingkat apapun permainannya, ingin menjadi pemain yang lebih baik. Untuk itu, kita perlu mengenal lebih jauh olah raga bulutangkis yang menyenangkan dan menyehatkan ini.

Keunikan atau ciri khas permainan bulutangkis terletak pada aturan bermain, ukuran dan bentuk lapangan, alat permainan yaitu raket dan kecepatan shuttlecock, sering disebut kok atau bola. Dalam perbincangan di pinggir lapangan saat beristirahat, kawan-kawan sering bertanya, berapa kecepatan tertinggi luncuran shuttlecock? Atlit bulutangkis yang mana yang paling kuat pukulan smashnya? Bagaimana kita dapat melatih kemampuan tubuh agar dapat melakukan pukulan yang menghasilkan luncuran maksimal? Untuk sementara ini, SEPUTAR BULUTANGKIS akan memberikan satu rangkuman dari pencarian jawaban tersebut.

Pertama, luncuran kok bulutangkis dapat mencapai kecepatan 180 mph (180 mil per hour atau sekitar 80 meter per detik). Itu lebih cepat dari
serve tenis, dan kecepatan seperti ini sering muncul dalam rally pada pemain tingkat tinggi. Pemain atau pasangan pemain harus menjaga agar shuttlecock tidak jatuh dalam wilayahnya dalam sebuah lapangan bulutangkis yang telah ditetapkan ukurannya.

Untuk lebih jelas mari kita bandingkan statistik antara pertandingan bulutangkis dan pertandingan tennis. (Catatan:
pada perbandingan ini, sistem penilaian pada bulutangkis menggunakan service point)

Tenis

Bulutangkis

Lama Pertandingan

3 jam 18 menit

1 jam 16 menit

Bola/Kok dimainkan

18 menit

37 menit

Intensitas pertandingan

9 %

48 %

Pukulan

1004 kali

1972 kali

Pukulan per rally

3,4 kali

13,5 kali

Cakupan jarak

2 mil (3,2 km)

4 mil (6,44 km)

Perbandingan antara final Wimbledon dengan final kompetisi bulutangkis dunia menunjukkan bahwa atlit bulutangkis membutuhkan kondisi tubuh puncak. Dalam pertadingan dengan 3 set, selama 45 menit waktu pertandingan kok meluncur selama 20 menit. Dalam waktu itu, pemain membuat 350 perubahan arah dengan sudut 90 derajat atau lebih, dan memukul kok sekitar 400 kali. Sekitar 150 kali pukulan di antaranya dengan putaran tangan penuh. Denyut jantung meningkat dari 72 denyut/menit ke 125 denyut/menit untuk orang dalam kondisi normal.

Untuk bisa ikut dalam kompetisi bulutangkis seperti itu, atlit bulutangkis membutuhkan daya ledak, refleks secepat cahaya dan kemampuan koordinasi tangan-mata yang cepat. Pertandingan bulutangkis meliputi tindakan dengan konsentrasi tinggi yang konstan; berlari ke depan, melompat, mengganti arah, meregang, berlari ke belakang, melempar dan memukul. Sehingga ada penelitian yang menyatakan bahwa bulutangkis merupakan the finest conditioning game activities.

Dengan gambaran seperti itu, para pelatih dan orangtua yang serius dalam pembinaan bulutangkis untuk anak usia dini haruslah memperhatikan semua prasyarat yang mendukung kebugaran sang anak. Peminat bulutangkis, orang tua, atlit dan pelatih harus dapat membedakan antara bermain bulutangkis untuk kebugaran dengan melatih kebugaran untuk bertanding bulutangkis.

Untuk penjelasan umum tentang bulutangkis dalam bahasa Indonesia: gambaran permainan, peraturan, ukuran lapangan dan sejarah bulutangkis dapat dilihat di sini. Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang bulutangkis dan semua link yang wajib dikunjungi oleh peminat bulutangkis singgahlah di
sini.

Sejarah Bulutangkis Dunia


Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan.
Mirip dengan tenis, bulutangkis dimainkan dengan pemain di satu sisi bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati net agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan. Dia juga harus mencoba mencegah lawannya melakukan hal tersebut kepadanya.
Partai
Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis. Mereka adalah:
1. Tunggal putra
2. Tunggal putri
3. Ganda putra
4. Ganda putri
5. Ganda campuran
Sejak 1 Februari 2006, seluruh partai memakai sistem "pemenang dua dari tiga set" (best of three) yang masing-masing diraih dengan mencapai 21 poin secara rally point.
Memainkan bulutangkis
Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada kedua sisi jaring di atas wilayah persegi panjang yang ditandai di lantai sebagaimana diperlihatkan di diagram.
Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melompati jaring ke wilayah di seputar batasan/aras tertanda sebelum pemain atau pasangan lawan bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh regu yang menyervis, pemain atau pasangan penyervis (peladen) mencetak skor satu poin. Setelah memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus menyervis sepanjang mereka terus mencetak poin. Apabila regu yang tak menyervis memenangkan reli ini, tiada poin dicetak oleh mereka tetapi ada pergantian penyervis. Dalam permainan ganda, seorang peladen memulai permainan, dan setelah kalah sebuah reli, servis berpindah ke regu lawan. Dari waktu itu ke depannya, kedua pemain pada seregu bergantian menyervis (meladen) sebelum servis kembali berpindah kepada lawan mereka. Pemain di sisi servis tangan kanan selalu memulai servis.

Wilayah servis



Gelanggang badminton
Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya. Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net, yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
Perlengkapan
• Raket: Secara tradisional raket dibuat dari kayu. Kemudian aluminium atau logam ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulutangkis profesional berkomposisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit). Serat karbon memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi perpindahan energi kinetik yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan masih menggunakan baja atau aluminium untuk sebagian atau keseluruhan raket.
• Kok: Kok adalah bola yang digunakan dalam olahraga bulutangkis, terbuat dari rangkaian bulu angsa yang disusun membentuk kerucut terbuka, dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus. Dalam latihan atau pertandingan tidak resmi digunakan juga kok dari pelastik.
• Senar: Mungkin salah satu dari bagian yang paling diperhatikan dalam bulutangkis adalah senar nya. Jenis senar berbeda memiliki ciri-ciri tanggap berlainan. Keawetan secara umum bervariasi dengan kinerja. Kebanyakan senar berketebalan 21 ukuran dan diuntai dengan ketegangan 18 sampai 30+ lb. Kesukaan pribadi sang pemain memainkan peran yang kuat dalam seleksi senar.
• Sepatu: Karena percepatan sepanjang lapangan sangatlah penting, para pemain membutuhkan pegangan dengan lantai yang maksimal pada setiap saat. Sepatu bulutangkis membutuhkan sol karet untuk cengkraman yang baik, dinding sisi yang bertulang agar tahan lama selama tarik-menarik, dan teknologi penyebaran goncangan untuk melompat; bulutangkis mengakibatkan agak banyak stres (ketegangan) pada lutut dan pergelangan kaki.
• Net: Bulutangkis tidak akan pernah bisa berjalan tanpa perlengkapan yang satu ini. Net merupakan pembatas antara bidang permainan pemain yang satu dengan yang lain. Tinggi net kurang lebih 152 cm dan sama untuk semua jenis permainan, baik itu tunggal maupun ganda, putri maupun putra.
Sejarah
Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Tiongkok.
Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat China, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore Bulutangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.
International Badminton Federation (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid, Spanyol, September 2006, usulan untuk mengubah nama International Badminton Federation menjadi Badminton World Federation (BWF) diterima dengan suara bulat oleh seluruh 206 delegasi yang hadir.
Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.